Ngeri! Disertai Ancaman, Sambo Ajak 4 Perwira Nobar Rekaman Brigadir J Dibunuh, Refly Harun: Jangan-jangan....

- 6 September 2022, 19:56 WIB
Rekonstruksi pembunuhan berencana Brigadir J oleh Ferdy Sambo.
Rekonstruksi pembunuhan berencana Brigadir J oleh Ferdy Sambo. /Foto: Diolah dari Google

KLIK BANGGAI - Fakta demi fakta tentang insiden pembunuhan Brigadir J terus terungkap di tengah banyaknya spekulasi publik.

Fakta terbaru adalah, disebutkan jika Ferdy Sambo pernah mengajak empat anak buahnya di Polri untuk nonton bareng (nobar) rekaman CCTV di mana terjadinya insiden pembunuhan Brigadir J.

Padahal sebelumnya, Ferdy Sambo dan kelompoknya dilaporkan telah merusak bahkan menghilangkan CCTV di kediaman dinas Ferdy Sambo ketika masih menjabat Kadiv Propam Polri.

Tujuannya tidak lain untuk mengubur fakta. Dan tentunya telah masuk skenario yang didesain sang jenderal bintang dua tersebut.

Baca Juga: Menanti Kinerja Alat Antibohong, Bisa Bikin Putri Candrawathi Ungkap Kebenaran, Pelecehan atau Perselingkuhan?

Adapun empat perwira Polri yang diajak Sambo nobar rekaman CCTV adalah, Kompol Chuck Putranto, Kompol Baiquni Wibowo, AKPB Ridwan Soplanit, dan AKBP Arif Rahman.

Melansir dari artikel Seputar Tangsel berjudul: 'Sadis, Ferdy Sambo Ajak 4 Anak Buah Nobar Rekaman CCTV Saat Bunuh Brigadir J, Refly Harun: Gak Bisa Lolos Lagi', disebutkan bahwa Ferdy Sambo juga mengancam keempatnya agar rekaman CCTV itu jangan sampai bocor.

Menanggapi hal ini, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menilai kasus Brigadir J sudah semakin jelas.

"Dan ini semakin jelas ya dengan adanya pengakuan mereka bahwa Ferdy Sambo seharusnya sudah tidak bisa lolos lagi dari pembunuhan berencana tersebut," kata Refly Harun.

Meski demikian, Refly Harun masih mempertanyakan sampai kapan motif pelecehan seksual akan dipertahankan.

Baca Juga: 445 Daerah Sudah Keciprat BLT BBM, Pengalihan Bahan Bakar Minyak Dinilai Tepat untuk APBN

"Untuk menjerat Ferdy Sambo sendiri sebenarnya sudah cukup kalau misalnya CCTV ada kesaksian seperti ini. Berarti kan mereka melihat sendiri proses pembunuhan itu," tuturnya.

"Tetapi pertanyaannya adalah kemudian seolah-olah pelecehan atau kekerasan seksual di Magelang itu hendak dibesar-besarkan. Apakah ini terkait untuk melokalisir permasalahan agar jangan sampai kemana-mana?" sambungnya.

Kemudian, terkait motif di balik pembunuhan Brigadir J, Refly Harun menduga ada alasan domestik dan non domestik.

"Jangan-jangan ya (motif) domestiknya ada, entah Kuat Ma'ruf entah siapa, tapi non domestiknya juga ada," ujarnya.

Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu mencurigai bahwa 'black box' yang bisa mengungkap keterlibatan orang-orang besar dalam skandal Ferdy Sambo masih tertutup.

Baca Juga: DPR RI Angkat Bicara, Soroti Rekomendasi Komnas HAM Soal Dugaan Pelecehan PC: Jangan Menggiring Opini!

Ia juga mengatakan, Ferdy Sambo tidak mungkin membongkar kebusukan institusi Polri kepada publik.

"Harapannya adalah saksi-saksi yang sudah diberhentikan, dipecat, dan lain sebagainya yang ngomong apa adanya. Jadi kenapa mereka terlibat, apakah betul hanya soal motif di Magelang, ataukah ada motif lain yang harus ditutupi," ucapnya.

Refly Harun menegaskan, meski aktivitas ilegal Ferdy Sambo tidak ada hubungannya dengan pembunuhan Brigadir J, tetap saja tim audit independen perlu melihat internal Polri.

"Dari mana mereka mendapatkan uang-uang haram, dari mana mereka mendapatkan uang-uang halal dalam tanda kutip ya," tutur Refly Harun.***(H Prastya/Seputar Tangsel)

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: Seputar Tangsel


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini