Analis politik senior Al Jazeera, Marwan Bishara, mengatakan KTT itu adalah cerminan dari dua dunia retorika dan kenyataan.
“Retorikanya nyanyi kumbaya,” ujarnya. “Kenyataannya adalah orang-orang yang hidup di bawah pendudukan. Kami memiliki empat menteri Arab yang bahkan tidak berani pergi ke wilayah Palestina yang diduduki, sebagian karena malu dan sebagian karena rasa bersalah, karena mereka menormalkan hubungan di belakang orang-orang Palestina.”
Alasan pertemuan itu, lanjut Bishara, adalah karena Israel, AS, dan empat negara Arab ingin membentuk poros melawan Iran.
“Apa yang mereka persiapkan di belakang podium adalah perang dingin baru,” katanya.***
Artikel Rekomendasi