Siap-siap! Jokowi Segera Umumkan Kenaikan Harga BBM, APBN 'Tercekik', Apa Langkah Pemerintah?

- 3 September 2022, 10:20 WIB
Presiden Jokowi angkat bicara soal rencana kebijakan kenaikan harga BBM.
Presiden Jokowi angkat bicara soal rencana kebijakan kenaikan harga BBM. /YouTube/Sekretariat Presiden.

KLIK BANGGAI - Masyarakat harus bersiap menghadapi rencana kebijakan baru yang akan diputuskan pemerintah.

Kebijakan itu meliputi rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.

Meski belum ada keputusan resmi, namun kebijakan itu diancang-ancang akan berlaku dalam waktu dekat ini.

Presiden Jokowi menyampaikan, rencana kenaikan harga BBM masih akan dikalkulasi yang materinya telah disampaikan pada Jumat kemarin, 2 September 2022.

Baca Juga: Akhiri Penyidikan Kasus Brigadir J, Komnas HAM Beberkan 4 Pelanggaran, Begini Isi Rekomendasinya

"Untuk (kenaikan harga) BBM-nya semuanya masih dikalkulasi, dan hari ini akan disampaikan kepada saya mengenai hitung-hitungan dan kalkulasinya," jelas Jokowi disela pembagian BLT BBM dalam kunjungan kerja di Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku sebagaimana dilansir dari PMJ News.

Sejumlah menteri sebelumnya telah mengkaji perhitungan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan solar. Bahkan beberapa waktu lalu, Jokowi menyebut memang penundaan kenaikan harga BBM karena masih proses hitung.

"BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati. Masih dalam proses dihitung dengan penuh kehati-hatian ya," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memastikan harga BBM akan naik dalam beberapa waktu ke depan. Namun, mengenai waktu pasti masih menunggu pengumuman langsung dari Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak, BBM Subsidi Masih Dipertahankan, Pengamat Sebut Perlu Adanya Penyesuaian

Luhut mengatakan, kenaikan harga BBM sudah melalui tahap kajian dan penghitungan yang matang, untuk itu masyarakat diminta tenang dan menerima apapun yang telah menjadi kebijakan pemerintah.

"Kita sudah hitung dengan cermat dan tentu ada waktunya nanti akan di situ (harga BBM naik), tapi presiden memerintahkan kami untuk cermat supaya rakyat menerima nanti bantuan langsung tepat sasaran," tutur Luhut di Banyuwangi, Kamis pekan ini.

Sementara itu, pengamat ekonomi Unika Atma Jaya Rosdiana Sijabat mengatakan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) perlu dilakukan untuk mengurangi beban subsidi energi.

Menurut Rosdiana dalam pernyataan di Jakarta, Kamis, 1 September 2022, belanja subsidi energi berpotensi boros hingga mencapai kisaran Rp700 triliun, apabila penyesuaian harga BBM tidak dilakukan.

Baca Juga: Pamit Duluan! Komnas HAM Akhiri Penyidikan Kasus Pembunuhan Brigadir J, Sudah Terungkap?

"Kalau terjadi terus, di tengah naiknya harga minyak dunia, maka APBN akan semakin tertekan. Oleh karena itu, ada urgensi untuk mengurangi subsidi," katanya sebagaimana dikutip dari Antara.

Ia mengatakan pemerintah perlu memberikan sosialisasi yang mendalam terkait kebijakan tersebut mengingat harga minyak dunia sedang mengalami kenaikan dan harga BBM di Indonesia termasuk murah dibandingkan negara-negara ASEAN.

"Kita termasuk kelompok tiga negara yang harga BBM-nya murah. Kalau kita bandingkan dengan Amerika Serikat dan negara maju sekalipun, itu harga jual BBM-nya rata-rata Rp17.500," katanya.

Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan subsidi dan kompensasi energi bisa membengkak menjadi Rp698 triliun dari target dalam Perpres 98 Tahun 2022 sebesar Rp502,4 triliun.

Dengan demikian, menurut dia, terdapat potensi penambahan subsidi dan kompensasi energi sebanyak Rp195,6 triliun.

Baca Juga: Dituding Jadi Selingkuhan Putri Candrawathi dan Dalang Kematian Brigadir J, Ternyata Begini Profil Om Kuat

Ia menyebut membengkaknya subsidi dan kompensasi energi ini disebabkan oleh semakin melebarnya selisih Harga Jual Eceran (HJE) dengan harga keekonomian untuk bahan bakar jenis Solar, Pertalite, Pertamax dan Gas LPG 3 kilogram (kg).

Melebarnya selisih harga ini disebabkan oleh naiknya asumsi Indonesian Crude Price (ICP) menjadi 105 dolar AS per barel yang mengikuti harga minyak di tingkat global, dan naiknya asumsi nilai tukar rupiah menjadi Rp14.700 per dolar AS.

Saat ini HJE solar sebesar Rp5.150 per liter dengan harga keekonomiannya mencapai Rp13.950 per liter dan HJE pertalite sebesar Rp7.650 per liter dengan harga keekonomiannya mencapai Rp14.450 per liter.

Kemudian HJE Pertamax sebesar Rp12.500 per liter sedangkan harga keekonomiannya mencapai Rp17.300 per liter dan HJE LPG 3 kilogram sebesar Rp4.250 per kilogram, dengan harga keekonomiannya mencapai Rp18.500 per kilogram.***

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah