Kata Adriansa, banjir bandang pada 27 Juni 2022 di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah mesti dilihat sebagai dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan dan industri pertambangan.
Banjir di kawasan PT IMIP kata dia, menyebabkan 350 KK terpaksa mengungsi dan bedampak terhadap 500 KK penduduk sekitat kawasan industri nikel tersebesar di Indonesia.
Selama ini, kata Adriansa paradima pemerintah selalu melihat bencana banjir sebagai akibat dari curah jujan yang tinggi.
Padahal, kata dia sebabnya adalah karena daya dukung dan daya tampung lingkungan di daerah itu sudah rusak sehingga tidak dapat menyerap air hujan.
“Jadi, paradigma kita mesti diarahkan pada sebab, bukan akibat.” Tegasnya
Kata dia lagi kejadian banjir di kawasan PT IMIP bukan kali pertama, tetapi telah beberapa kali terjadi sejak perusahaan itu beroperasi.
Banjir serupa juga pernah terjadi pada Juni 2019 menimbulkan 1 orang warga meninggal dunia karena terseret arus dan menyebabkan empat jembatan permanen ambruk.
Baca Juga: Belum Tersangka, Bharada E Kembali ke Brimob, Siapa Pembunuh Brigadir J?
Berdasarkan catatan Celebes Bergerak banjir di kawasan PT IMIP juga terjadi pada 15 Juni 2022.
Artikel Rekomendasi