Abaikan Sanksi AS, Korea Utara Terus Kembangkan Rudal Balistik Antarbenua, Akan Diuji Coba Lagi?

- 28 Maret 2022, 15:14 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Amerika Serikat terkait uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM).
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Amerika Serikat terkait uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM). /Reuters/KCNA/Evelyn Hockstein/

KLIK BANGGAI - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan negaranya berencana untuk mengembangkan sarana serangan yang lebih kuat, beberapa hari setelah peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama sejak 2017.

Pernyataan yang diterbitkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi pada hari Senin menunjukkan Korea Utara mungkin melakukan peluncuran tambahan atau bahkan menguji perangkat nuklir segera setelah mendorong untuk memodernisasi persenjataannya.

Pada hari Kamis, negara itu melakukan uji coba senjata putaran ke-12 tahun ini, meluncurkan Hwasong-17 jarak jauh yang baru dikembangkan, yang menurut para analis berpotensi dapat mengirimkan hulu ledak nuklir di mana saja di Amerika Serikat.

Selama sesi foto dengan para ilmuwan dan orang lain yang terlibat dalam tes Hwasong-17, Kim menyatakan tekad untuk membangun kemampuan serangan negara itu untuk mengatasi ancaman apa pun, menurut KCNA.

Baca Juga: Diping-pong Sekutu AS Soal Bantuan Senjata, Zelensky Sebut Barat Pengecut

“Hanya ketika seseorang dilengkapi dengan kemampuan menyerang yang tangguh, kekuatan militer yang luar biasa yang tidak dapat dihentikan oleh siapa pun, seseorang dapat mencegah perang, menjamin keamanan negara dan menahan dan mengendalikan semua ancaman dan pemerasan oleh imperialis,” KCNA mengutip perkataan Kim.

Kim mengatakan Korea Utara akan mengembangkan "sarana serangan yang lebih kuat" dan bahwa dia mengharapkan negaranya untuk "lebih giat menyempurnakan pencegahan perang nuklir negara itu", kata KCNA seperti dikutip dari Al-Jazeera.

Pyongyang mengatakan Hwasong-17 terbang ke ketinggian maksimum 6.248 km (3.880 mil) dan menempuh jarak 1.090 km (680 mil) selama penerbangan 67 menit sebelum mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.

Pakar luar mengatakan jika rudal ditembakkan pada lintasan standar, lebih datar dari sudut uji yang curam, ia bisa terbang sejauh 15.000 km (9.320 mil), cukup untuk mencapai mana saja di daratan AS dan sekitarnya.

Halaman:

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini