Pilpres 2024: Pencalonan Prabowo Ganjal Peluang Anies, Tapi Muluskan Peluang Ganjar Sebagai Capres

26 Agustus 2022, 05:30 WIB
Pencalonan Prabowo Subianto sebagai capres dinilai akan mengganjal peluang Anies Baswedan dan justru menguntungkan Ganjar Pranowo. /tangkap layar youtube/@GerindraTV

KLIK BANGGAI - Pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden pada Pemilihan Presiden (Pemilu) 2024 mendatang tampaknya tak akan berjalan mulus jika Prabowo Subianto ikut mencalonkan diri.

Justru sebaliknya, jika Prabowo Subianto ikut berkompetisi dalam ring Pilpres 2024 justru akan menguntungkan Ganjar Pranowo.

Pandangan itu sebagaimana disampaikan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.

Mengapa demikian, Pangi punya alasannya. Pastinya, pandangan itu merujuk pada kondisi peta kekuatan di tingkat pemilih dan peluang mendapat tiket dari partai politik (parpol) pengusung.

Baca Juga: Inilah Sosok Jenderal Bintang 3 yang Pimpin Sidang Etik Ferdy Sambo, Hari Ini Nasib FS di Polri Ditentutakan

"Majunya Prabowo sebagai capres secara tidak langsung sangat menguntungkan Ganjar Panowo, pada saat yang sama menunjukkan bahwa Anies Baswedan mungkin terganjal sebagai capres-cawapres," kata Pangi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2022 sebagaimana dikutip dari Antara.

Ia mengatakan bahwa majunya Prabowo dapat menghambat ruang gerak Anies Baswedan.

Menurutnya, meski Anies memiliki elektabilitas yang tinggi, namun tidak serta merta membuatnya mulus menjadi capres lantaran veto players dalam politik kepartaian Indonesia.

"Misalnya Anies selalu masuk tiga besar, kluster elektabilitas 'papan atas', tidak serta merta mulus menjadi calon presiden, tetap saja partai politik lah yang punya 'veto players' siapa saja capres-cawapres yang bakal mereka usung nantinya," ujarnya.

Baca Juga: Hari Ini, Sidang Etik Ferdy Sambo Digelar Secara Tertutup! Dijaga Ketat, Begini Situasi Terkini Mabes Polri

Ia kemudian menimpali, "Prabowo maju sebagai capres, itu artinya kans DNA kemenangan Anies Baswedan terganggu."

Hal tersebut, kata Pangi, disebabkan basis ceruk segmen pemilih yang sama antara Anies dan Prabowo.

Sedangkan, katanya lagi, basis ceruk segmen pemilih Ganjar tetap tidak terbelah (straight ticket voting), bahkan semakin solid dan bulat.

"Sementara basis suara Anies dan Prabowo terbelah (split ticket voting)," ujarnya lagi.

Ia kemudian mengutip data tabulasi silang (cross tabulation) column Voxpol Center Research and Consulting pada Maret 2022 yang menunjukkan bahwa pemilih Partai Gerindra memilih Prabowo sebesar 55,9 persen, sementara pemilih Partai Gerindra yang memilih Anies Baswedan persentasenya sebesar 44,7 persen.

Baca Juga: Mengejutkan! Kapolri Akui Pernah Didatangi Ferdy Sambo Soal Kematian Brigadir J, Ternyata Ini yang Terjadi

"Dari data ini menunjukkan bahwa pemilih Partai Gerindra split ticket voting terbelah ke capres Anies dan capres Prabowo secara signifikan," ujar Pangi.

Majunya Prabowo, kata Pangi lagi, juga makin membatasi kans Anies untuk diusung parpol sebagai capres, karena kuota 20 persen parpol koalisi sebagai syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold).

"Tentu ini menyulitkan secara matematika politik, tidak mudah bagi Anies yang bukan kader parpol dan tidak punya partai. Dengan demikian, majunya Prabowo sebagai capres tentu saja semakin menutup ruang Anies untuk mendapatkan 'boarding pass' dari partai politik," katanya lagi.

Oleh karenanya, ia menilai majunya Prabowo sebagai Capres 2024 sama saja memberi jalan atau karpet merah kepada Ganjar, agar bisa menang dengan mulus pada Pilpres 2024.

Baca Juga: Yang Ditunggu-tunggu! Kapolri Akhirnya Siap Ungkap Motif Ferdy Sambo Habisi Nyawa Brigadir J Setelah.....

"Bagaimana cara menganjal kemenangan Anies dan bagaimana memuluskan jalan Ganjar menjadi presiden, 'kausalitas' kunci penentunya terkait maju atau tidak Prabowo sebagai capres nantinya," ujarnya lagi.***

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler