Mengapa tidak? Video viral ini membuktikan kegigihan anak bangsa dalam menjemput ilmu serta bentuk pengabdian seorang guru dalam membagi ilmu pada penerus bangsa.
Baca Juga: Natalius Pigai Sebut Jokowi dan Ganjar Rendahkan Orang Papua, Ferdinand: Rasis dan Provokatif
Meski terguyur keterbatasan dan kesulitan akses menuju sekolah, kondisi itu tak menjadi penghalang bagi siswa dan guru SDN Belawae ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, keadaan sungai memang kerap berubah-ubah. Jika tidak sedang banjir, maka guru dan para siswa bisa menyebrangi sungai itu dengan berjalan kaki.
Akan tetapi, jika cuaca tak bersahabat atau banjir, maka hanya dengan cara itulah mereka bisa menyebrangi derasnya arus sungai, yakni menaiki rakit yang terbuat dari bambu.
Baca Juga: Dituding Rasis, Natalius Pigai: Saya Penentang Rasis Paling Terdepan
Tidak berhenti disitu, setelah melewati tantangan maut itu, para siswa dan guru masih harus berjalan sejauh 500 meter untuk sampai di sekolah.
Diketahui, sebelumnya, daerah itu memiliki jembatan sebagai akses menuju sekolah. Akan tetapi, karena banjir yang deras hingga jembatan tersebut roboh sejak 2020 lalu.
Mirisnya, hingga kini pembangunan jembatan sebagai akses yang menghubungkan Belawae Timur dan Belawae Barat, Kecamatan Pitu Riase ini belum juga menjadi perhatian pemerintah setempat
Baca Juga: Kuasa Hukum Yosef Sebut Ada Bukti Bagus Terkait Pembunuhan di Subang: Sudah Spesifik
Artikel Rekomendasi