Fenomena Fashion Week Mulai Menjamur, Polisi: Jangan di Jalan Raya

- 27 Juli 2022, 17:47 WIB
Sejumlah pemuda yang berpose di atas zebra cross dalam ajang Fashion Week.
Sejumlah pemuda yang berpose di atas zebra cross dalam ajang Fashion Week. /Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

KLIK BANGGAI - Fenomena Fashion Week mulai menjamur ke berbagai daerah di Indonesia.

Selain Citayam, Fashion Week juga sudah diminiati oleh sejumlah masyarakat di Kota Bukittinggi.

Jam Gadang Fashion Week atau JGFW di Bukittinggi diganderungi oleh para pemuda di kota itu.

Akan tetapi, pihak kepolisian setempat menyarankan ajang JGFW supaya tidak dilakukan di jalan raya.

Baca Juga: Tak Disangka, Baim Wong Respon Kritikan Ridwan Kamil dengan Cara Ini, Suami Paula Verhoeven: Demi Allah Saya..

"Terkait viralnya kegiatan 'fashion week" di Jakarta yang ternyata pengaruhnya sampai ke Kota Bukittinggi, kami menyarankan digelar di tempat yang lebih representatif," kata Kasatlantas Polres Bukittinggi, AKP Ghanda Novidiningrat, Rabu, 27 Juli 2022.

Dalam kaitan itu, peragaan busana di jalanan yang mulai dikenal dari kalangan anak muda Jakarta mulai mempengaruhi beberapa daerah di Indonesia, termasuk juga Kota Bukittinggi yang dilabeli nama "Jam Gadang Fashion Week" atau JGFW.

Ia mengatakan JGFW yang terlaksana di jalan sekitar wilayah Jam Gadang dipastikan mengganggu pengguna jalan raya.

"Saya selaku Kasatlantas mendukung dengan pertumbuhan kreativitas kaum millenial saat ini, namun alangkah lebih baiknya apabila kegiatan kreativitas itu bagusnya tidak mengganggu kepentingan masyarakat lain, mungkin tidak semua terganggu, tapi pasti ada yang terganggu," kata Ghanda.

Baca Juga: Baim Wong Angkat Bicara, Ungkap Niat Baik yang Tak Kesampaian hingga Siap Cabut Pendaftaran HAKI CFW

Ia menyarankan JGFW digelar di tempat yang lebih luas sehingga penikmat kreativitas itu tidak terganggu.

"Saya rasa tempat yang lebih pas yaitu di pelataran Jam Gadang karena lahannya lebih luas daripada ruas jalan raya yang ada," katanya mengutip dari Antara.

Sementara itu, salah seorang pelopor JGFW, Andika mengatakan dirinya mendukung ketertiban umum dan di pagelaran pertama yang viral juga tidak mengganggu pengguna jalan.

"JGFW itu awalnya terjadi karena kebetulan, kami memiliki tim ahli tata rias dari mahasiswa juga menampilkan tatanan busana Adat Minangkabau di Jalan sekitar Jam Gadang, respon masyarakat sangat luar biasa, Alhamdulillah," kata Andika.

Ia mengatakan proses pemotretan kepada lima model yang ditampilkan tidak mengganggu jalanan saat itu karena mereka terus berjalan tanpa berkumpul di garis pelintas jalan.

Halaman:

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x