- April 58,1 persen
- Mei 61,8 persen
- Juli 64,9 persen
- Agustus 69,9 persen
Burhanuddin pun menilai tingginya persepsi kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden itu tidak turun meski mengluarkan kebijakan kenaikan harga BBM.
"Sepertinya pemerintah sudah antisipasi bahwa ini kebijakan tidak populer. Dan, karenanya tidak dilakukan saat approval ratingnya turun," ujar Burhanuddin
"Pada Mei dan April saat itu kan 58 persen itu turun. Nah kalau dilakukan kenaikan BBM saat itu, sangat berbahaya,” tuturnya.
“Sekarang sedang meningkat approval rating. Jadi kalau toh akhirnya kebijakan itu memukul aproval rating presiden, itu diharapkan tidak sampai di bawah 50 persen," tandasnya.
Untuk diketahui, survei dilakukan pada 25-31 Agustus 2022. Adapun 1.219 responden dilibatkan dengan karakteristik, berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah dan mempunyai handphone.
Sedangkan, margin of error sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun proses pengambilan data dilakukan melalui wawancara sambungan telepon.***
Artikel Rekomendasi