Usai Bantu Korea Utara, Rusia dan China Minta AS Tingkatkan Dialog ke Pyongyang Ketimbang Beri Sanksi

- 27 Mei 2022, 18:54 WIB
Potret Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.
Potret Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. /Mikhail Metzel/Reuters/

KLIK BANGGAI - Setelah memveto upaya untuk memperketat sanksi Korea Utara setelah serentetan peluncuran rudal tahun ini, lebih lanjut China dan Rusia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa AS perlu meningkatkan dialog dengan Korea Utara daripada memberi sanksi.

Kedua negara telah mendorong agar sanksi dilonggarkan dengan alasan kemanusiaan.

“Pengenalan sanksi baru terhadap DPRK Korea Utara adalah jalan buntu,” Kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia.

“Kami telah menekankan ketidakefektifan dan ketidakmanusiawian untuk lebih memperkuat tekanan sanksi terhadap Pyongyang,” katanya lagi.

Baca Juga: AS Kecewa, China dan Rusia Bantu Korea Utara 'Bebas' dari Sanksi PBB

Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan sanksi tambahan terhadap Korea Utara hanya akan menyebabkan lebih banyak efek negatif dan eskalasi konfrontasi.

“Situasi di Semenanjung telah berkembang menjadi seperti sekarang ini terutama berkat kebijakan AS yang gagal dan kegagalan untuk menegakkan hasil dialog sebelumnya,” katanya kepada dewan seperti dikutip dari Al Jazeera.

Pembicaraan denuklirisasi telah terhenti sejak 2019 ketika pertemuan puncak di Vietnam antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump runtuh tanpa kesepakatan.

Pemerintahan Presiden Joe Biden telah berulang kali mengatakan pihaknya bersedia untuk berbicara dengan Korea Utara tanpa prasyarat, tetapi tidak akan membuat tawar-menawar besar.

Halaman:

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah