Tolak Pengaruh Rusia, Dua Negara Ini Bergabung ke NATO

- 6 April 2022, 00:54 WIB
Ilustrasi - Bendera dan pasukan NATO.
Ilustrasi - Bendera dan pasukan NATO. /INTS KALNINS/REUTERS

KLIK BANGGAI - para pemimpin Kosovo dan Bosnia-Herzegovina mengatakan bergabung dengan NATO akan membantu menjaga keamanan regional.

Keputusan itu diambil ketika pengaruh Rusia tumbuh di Balkan Barat pascaperang berkecamuk di Ukraina.

Sejak 24 Februari, ketika Presiden Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina dengan alasan penolakan Rusia terhadap potensi keanggotaan NATO di Ukraina sebagai keprihatinan utama, kekhawatiran telah membara bahwa krisis tersebut dapat menyebar ke Balkan Barat.

Baca Juga: Insiden di Bucha Penuh Kepalsuan, AS dan Sekutu Tutup Mata dan Telinga dengan Fakta yang Disampaikan Rusia

Dugaan gerakan Rusia di Balkan Barat telah didokumentasikan selama bertahun-tahun dan termasuk upaya memfasilitasi kudeta di Montenegro dan Makedonia Utara sebelum keanggotaan NATO mereka masing-masing pada 2017 dan 2020.

Bagi Bosnia dan Kosovo, setelah mengalami pembunuhan massal yang dilakukan oleh pasukan Serbia pada 1990-an di bawah pemerintahan Presiden Serbia saat itu Slobodan Milosevic, kedua negara telah menjadikannya sebagai tujuan strategis untuk bergabung dengan aliansi militer transatlantik yang dipimpin Amerika Serikat.

Pasangan ini tetap menjadi anggota non-NATO terakhir di kawasan itu, selain Serbia yang memandang NATO sebagai “musuhnya”.

Pada tahun 1999, NATO melakukan perang 78 hari melawan Serbia dengan tujuan untuk mencegah genosida di Kosovo terhadap etnis Albania.

Bosnia saat ini berpartisipasi dalam Membership Action Plan (MAP), yang dilihat sebagai “langkah terakhir sebelum mendapatkan keanggotaan [NATO]”, menurut Menteri Pertahanan Bosnia Sifet Podzic.

Halaman:

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x