Pembicaraan Ekspor Gandum Ukraina Alami Kemajuan, Putin: Terima Kasih Erdogan

20 Juli 2022, 16:34 WIB
Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan saat berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. /REUTERS/Alexander Zemlianichenko.

KLIK BANGGAI - Recep Tayyip Erdogan selaku presiden Turki telah berperan besar terkait perbincaraan ekspor gandum Ukraina.

Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Selasa kemarin bahkan tak sungkan mengucapkan terima kasihnya kepada Erdogan.

Menurut Putin, Erdogan telah menengahi pembicaraan tentang ekspor gandum dari Ukraina yang menghasilkan sebuah kemajuan.

"Saya ingin berterima kasih atas upaya mediasi Anda," kata Putin kepada Erdogan selama pertemuan di Teheran dalam komentar yang dirilis oleh Kremlin.

Baca Juga: Ditinggal Pergi Gotabaya Rajapaksa di Tengah Krisis, Sri Langka Pilih Presiden Baru

"Dengan mediasi Anda, kami telah bergerak maju. Belum semua masalah terselesaikan, tetapi fakta bahwa ada kemajuan, sudah bagus," kata Putin mengutip dari The Moscow Times.

Diketahui, intervensi militer Rusia di Ukraina telah menghambat pengiriman dari salah satu pengekspor gandum dan biji-bijian terbesar di dunia sehingga memicu kekhawatiran akan kekurangan pangan global.

Putin juga mengatakan ada banyak pertanyaan tentang Suriah yang dilanda perang yang perlu ditangani.

Dia juga mengatakan bahwa krisis Nagorno-Karabakh, yang menjadi pusat sengketa wilayah antara musuh bebuyutan Armenia dan Azerbaijan adalah masalah penting lainnya untuk dibahas.

Baca Juga: Selamat! Pemilik KTP Ini Terima PKH Tahap 3 Cair Juli, Cek Daftar Penerima Bansos 2022 dengan Cara Berikut....

Sebelumnya pada hari itu, Putin tiba di Teheran untuk pembicaraan tentang perang Suriah pada pertemuan puncak tiga arah yang dibayangi oleh dampak dari intervensi Moskow di Ukraina.

Dia juga mengadakan pembicaraan dengan Presiden ultra-konservatif Iran Ebrahim Raisi dan berterima kasih kepada "teman-teman kita" di Teheran atas keramahan mereka.

Putin bepergian ke luar negeri untuk kedua kalinya sejak memerintahkan serangan di Ukraina pada 24 Februari.

Sejak Barat memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow atas operasi militer di Ukraina, Putin telah berusaha untuk mengarahkan Rusia ke Timur Tengah, Asia dan Afrika.***

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: The Moscow Times

Tags

Terkini

Terpopuler