KLIK BANGGAI - Korea Utara menuduh Amerika Serikat membentuk aliansi militer gaya NATO di Asia.
Korea Utara mengatakan Washington terus mengadakan manuver militer dengan negara-negara Asia Timur meskipun ada peringatan dari Pyongyang.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs resminya pada Minggu, 26 Juni 2022, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan, Washington membuat langkah penuh untuk membentuk NATO bergaya Asia, dan secara terang-terangan mengadakan latihan militer bersama dengan Jepang dan Korea Selatan.
Baca Juga: AS Keluarkan Kebijakan Baru untuk Melumpuhkan Ekonomi Rusia, Ini yang Dilakukan Pemerintahan Biden
Pernyataan itu muncul setelah latihan bersama baru-baru ini oleh pasukan AS, Korea Selatan, dan Jepang yang melibatkan kapal induk AS untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun.
Dalam pertemuan setelah latihan, para pejabat Korea Utara mengutuk 'langkah agresif' oleh Washington dan Seoul.
Rezim Kim Jong-un berjanji untuk 'membalas dendam pada imperialis AS' saat mereka menandai peringatan ke-72 pecahnya Perang Korea.
Baca Juga: AS Kirim Bantuan Lagi ke Ukraina, Bukan Senjata Tapi Anjing Robot untuk......??
Dalam pernyataan terbarunya, Pyongyang menuduh AS melakukan standar ganda dan menekankan bahwa latihan semacam itu adalah persiapan untuk perang yang bertujuan menggulingkan pemerintah Korea Utara.
"Ini membuktikan kemunafikan retorika AS tentang 'keterlibatan diplomatik' dan 'dialog tanpa prasyarat, sementara pada saat yang sama mengungkapkan lagi bahwa tidak ada perubahan dalam ambisi AS untuk menggulingkan sistem kami dengan paksa,' kata dari Pyongyang.
Pemerintah Korea Utara menyatakan bahwa mereka sedang mengembangkan sistem pertahanannya dalam menghadapi permusuhan dan sabreratling AS di wilayah tersebut.
Baca Juga: Survei IPS: Jelang Pilpres 2024, Elektabilitas Prabowo Tak Tergoyahkan dalam Setahun
"Kenyataannya membuat kami merasa perlu melakukan upaya habis-habisan untuk mengembangkan kekuatan yang lebih kuat untuk dapat menundukkan segala macam tindakan bermusuhan oleh Amerika Serikat," kata pemerintah Korea Utara seperti dikutip dari Press TV.***