KLIK BANGGAI - Amerika Serikat (AS) da tiga negara sekutu dari Uni Eropa telah menandatangani kesepakatan nuklir Iran sejak 2015 silam.
Terbaru dilaporkan bahwa dokumen rancangan resolusi yang mengecam program nuklir Iran telah diserahkan kepada Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional.
Dalam upaya itu, tentu saja mendapat dukungan dari rezim Israel.
Baca Juga: Rusia Kerahkan Jet Tempur Canggih Patroli Bersama Suriah di Wilayah yang Diduduki Israel
Amerika Serikat dan troika Uni Eropa, yakni Inggris, Jerman dan Prancis menyerahkan rancangan itu ke dewan 35 negara pada Selasa kemarin.
Mereka menuduh Iran gagal memberikan tanggapan yang transparan terhadap pertanyaan IAEA mengenai kegiatan nuklir di tiga lokasi.
Menurut rancangan tersebut, dewan menyatakan keprihatinan mendalam bahwa masalah perlindungan yang terkait dengan tiga lokasi yang tidak diumumkan ini tetap luar biasa karena kerja sama substantif yang tidak memadai oleh Iran sekalipun meskipun banyak interaksi dengan badan tersebut.
Rancangan resolusi akan diperdebatkan dan dilakukan pemungutan suara pada pertemuan triwulanan Dewan Gubernur minggu ini.
Baca Juga: PBB Mentahkan Tuduhan Ukraina Tentang Pencurian Gandum oleh Rusia
Resolusi itu masih diyakini mengecualikan rekomendasi untuk merujuk kasus Iran ke Dewan Keamanan PBB. Hal itu sebagai sebuah langkah yang secara signifikan akan meningkatkan ketegangan dan kemungkinan menenggelamkan pembicaraan yang sedang berlangsung untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015.
Sementara itu, para pejabat Iran telah memperingatkan bahwa IAEA telah dikompromikan secara politis, dengan mengatakan bahwa Teheran telah sepenuhnya bekerja sama dengan badan tersebut dalam menyelesaikan masalah-masalah yang belum terselesaikan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengatakan pada hari Senin, bahwa Iran akan menanggapi berdasarkan apa yang terjadi pada pertemuan dewan.
Melansir dari Press TV disebutkan bahwa, resolusi terhadap Iran diyakini berasal dari informasi dalam dua laporan triwulanan tentang kegiatan nuklir negara itu yang diedarkan di antara anggota dewan pekan lalu.
Khatibzadeh mengatakan laporan IAEA tergesa-gesa, tidak akurat, serta mengabaikan semua tindakan dan tanggapan yang telah diberikan Iran dengan tepat dan secara teknis.***