KLIK BANGGAI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait banyaknya masyarakat yang tertipu dan terjerat tindak pidana keuangan karena pinjaman online (pinjol).
Akibat dampak negatif pinjol tersebut, Jokowi meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengawasi penyelenggaraan fintech.
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan keynote speech pada OJK Virtual Innovation Day 2021 di Istana Negara, Senin 11 Oktober 2021, dikutip dari PMJ News.
Baca Juga: CEK FAKTA: Karir Anies Baswedan Tinggal Menghitung Hari, Permainan Licik Terendus Ekonom?
"Saya mendengar masyarakat bawah yang tertipu dan terjerat bunga tinggi oleh pinjaman online yang ditekan oleh berbagai cara untuk mengembalikan pinjamannya," jelas Jokowi seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Negara.
Menurut Jokowi, saat ini penyelenggara fintech, termasuk fintech syariah terus bermunculan, inovasi-inovasi finansial teknologi juga semakin berkembang.
Serta fenomena sharing ekonomi semakin banyak ditemukan dari ekonomi berbasis peer to peer hingga business to business.
Baca Juga: Tiga Pria Asal Morowali Kepergok Miliki Sabu Saat Asik Pesta Miras
Jokowi juga meminta agar kemunculan berbagai perbankan dan asuransi berbasis digital serta e-payment saat ini pun harus mendapatkan dukungan pemerintah.
"Perkembangan yang cepat ini harus dijaga, harus dikawal, sekaligus difasilitasi untuk tumbuh secara sehat untuk perekonomian masyarakat kita," tuturnya.
Baca Juga: CEK FAKTA: Semua Pemilik KTP Wajib Bayar Pajak, Berikut Penjelasannya
Presiden meyakini apabila perkembangan fintech ini mendapatkan pengawasan dan pengawalan yang tepat dari pemerintah, maka Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi raksasa digital setelah China dan India.
Dia berharap langkah ini dapat membawa Indonesia menjadi ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2030.
Baca Juga: Turunkan Kolestrol dengan Minum Ramuan Ini secara Rutin Kata dr. Zaidul Akbar
Tidak hanya itu, Jokowi meminta industri keuangan untuk terus menggalakkan literasi keuangan dan literasi digital mulai dari desa.
"Oleh karena itu, saya minta seluruh industri jasa keuangan untuk melaksanakan program literasi keuangan dan literasi digital mulai dari desa, mulai dari pinggiran," tukasnya. ***
Artikel Rekomendasi