Penting, Para Pria Jangan Skip! Ternyata Ini Loh Gejala Monopause, Bisa Pengaruhi Dorongan Seksual

11 Agustus 2022, 20:30 WIB
Ilustrasi - Hubungan pasangan suami istri. /Tmjbk02/freepik

KLIK BANGGAI - Siapa nih yang sudah tahu dengan istila monopause pada pria? Bagi yang belum tahu mungkin bisa menyimak penjelasan di bawah ini.

Monopause bisa membawa perubahan pada pria yang mengalaminya. Pada umumnya, perubahan dimaksud cenderung terlihat dari perilaku hingga metabolisme.

Kondisi tersebut biasanya terjadi pada pria saat memasuki penghujung usia 40-an tahun atau awal 50-an tahun.

Menopause atau andropause adalah kondisi penurunan hormon testosteron yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

Baca Juga: Ada Apa? Komnas HAM Tak Tega Bharada E Jadi Tumbal Kasus Brigadir J, Bukan Pelaku Sebenarnya?

Saat monopause terjadi, akan ada beberapa gejala yang muncul, seperti depresi, kehilangan dorongan seksual, disfungsi ereksi, perubahan suasana hati yang cepat, hingga kecenderungan mudah marah.

Adapun gejala lainnya adalah, perut membesar, payudara bertumbuh (man boobs), penurunan energi, insomnia, konsentrasi buruk, dan masalah daya ingat jangka pendek di usia paruh baya.

Menurut National Health Service (NHS), istilah menopause pria sebenarnya tidak begitu tepat.
Alasannya, istilah itu mengesankan gejala-gejala yang muncul disebabkan oleh penurunan kadar testosteron. Padahal, ini tak selalu jadi penyebabnya.

Baca Juga: Ternyata Ini Pertimbangan Polri Engaan Beberkan Motif Pembunuhan Brigadir J, Hanya Dibuka Saat Persidangan

Kadar testosteron memang dapat menurun secara berkala. Penurunan ini bisa terjadi sebanyak kurang dari dua persen per tahun sejak pria memasuki usia 30 tahun. Akan tetapi, NHS menilai penurunan ini kemungkinan bukan penyebab menopause pria.

Gejala-gejala menopause pria ini kemungkinan besar disebabkan oleh faktor gaya hidup seperti stres, depresi, hingga kecemasan. Masalah psikologis yang muncul ini bisa dipicu oleh pekerjaan atau masalah pribadi.

"Kecemasan terhadap apa yang telah mereka capai sejauh ini, baik pekerjaan atau kehidupan pribadi mereka, bisa berujung pada periode depresi," ungkap NHS seperti dikutip dari laman PMJ News.

Adapun beberapa faktor gaya hidup lain yang dapat menyebabkan menopause pria adalah kurang tidur, pola makan tak sehat, serta kurang bergerak aktif. Konsumsi alkohol hingga merokok juga bisa berperan dalam terjadinya menopause pria.

Baca Juga: Motif Pembunuhan Brigadir J 'Sensitif', Ogah Dibeberkan ke Publik, Komjen Agus Andrianto Ungkap Alasannya

Dr Eraim Chaudry menjelaskan, masalah hipogonadisme terkait usia atau late onset hypogonadism juga bisa menjadi penyebab munculnya gejala-gejala menopause pria.

Hipogonadisme, ungkap NHS, merupakan sebuah kondisi di mana testis memproduksi sedikit hormon atau bahkan tidak memproduksinya sama sekali.

Hipogonadisme bukan kondisi yang normal terjadi dalam proses penuaan. Beberapa kelompok seperti pria obesitas atau penyandang diabetes tipe 2 lebih berisiko untuk mengalami hipogonadisme.

Untuk mendiagnosis hipogonadisme, pria perlu menjalani tes darah terlebih dulu. Bila defisiensi testosteron teridentifikasi, pria mungkin akan dirujuk ke dokter ahli endokrinologi.

Baca Juga: AKP Rita Yuliana dan Irjen Sambo Dikabarkan Sudah Nikah Diam-diam, Jadi Pemicu Kematian Brigadir J?

Ada beberapa opsi terapi yang dapat direkomendasikan untuk pasien pria yang mengalami hipogonadisme. Salah satu di antaranya adalah terapi penggantian hormon. Terapi ini tersedia dalam berbagai bentuk seperti tablet, koyo gel, implan, dan injeksi.***

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler