AS dan NATO Diminta Stop Pasok Senjata ke Ukraina, China: Hanya Akan Memperburuk Konflik

- 21 April 2022, 07:23 WIB
Serangan Rusia di Kota Mariupol, Ukraina terus meminta bantuan persenjataan dari AS dan NATO.
Serangan Rusia di Kota Mariupol, Ukraina terus meminta bantuan persenjataan dari AS dan NATO. /Reuters

KLIK BANGGAI - China mengingatkan negara-negara Barat untuk menahan diri dengan tidak mengirim senjata ofensif ke Ukraina.

Menurut China, keputusan mamasok bantuan persenjataan untuk Ukraina justru hanya akan meningkatkan konflik yang sedang berlangsung dan memperburuk krisis kemanusiaan di negara itu.

Hal itu disampaikan melalui pernyataan Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun pada pertemuan Dewan Keamanan PBB di Ukraina pada Selasa, ketika Amerika Serikat dan NATO telah berjanji untuk membanjiri Ukraina dengan senjata.

"Terus mengirim lebih banyak senjata ofensif tidak akan membawa perdamaian. Itu hanya akan memperpanjang dan meningkatkan konflik dan semakin memperburuk bencana kemanusiaan," kata Zhang.

Baca Juga: Iran Desak PBB Hentikan Serangan Israel, Kelompok Internasional Bungkam Terhadap Kekerasan di Palestina

Dia mengatakan semua pihak dalam konflik di Ukraina harus secara ketat mematuhi hukum humaniter internasional. Dia menambahkan bahwa setiap upaya harus dilakukan untuk mengurangi kerugian pada warga sipil.

"China sekali lagi meminta semua pihak dalam konflik untuk menahan diri secara maksimal, secara ketat mematuhi hukum humaniter internasional, melindungi warga sipil dan fasilitas sipil, dan memfasilitasi operasi evakuasi dan bantuan kemanusiaan," kata utusan itu sebagaimana dikutip dari Press TV.

Diplomat China itu menambahkan bahwa pihak-pihak terkait harus memperkuat komunikasi tentang masalah kemanusiaan, termasuk tentang pembukaan koridor kemanusiaan dan mengatur evakuasi personel yang aman.

Zhang mengatakan, cara mendasar untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Ukraina adalah dengan mengakhiri konflik lebih awal, mendesak Moskow dan Kiev untuk mematuhi arahan umum dialog dan negosiasi, terus mempersempit perbedaan, dan mengumpulkan kondisi untuk gencatan senjata.

Halaman:

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: Press TV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini