Ingin Ukraina Terus Berperang, AS Suplai Senjata, Biden: Putin Sebagai 'Penjahat Perang'

- 5 April 2022, 05:40 WIB
Potret Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Potret Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin. /Reuters/Kevin Lamarque/

KLIK BANGGAI - Presiden AS Joe Biden sekali lagi mengutuk rekannya dari Rusia Vladimir Putin sebagai "penjahat perang", dengan mengatakan bahwa "pengadilan kejahatan perang" dapat diadakan ketika kemarahan global tumbuh atas kekejaman yang dilakukan terhadap warga sipil di kota Bucha, Ukraina.

Berbicara kepada wartawan pada hari Senin, Biden mengatakan dia mencari sanksi tambahan terhadap Rusia sehubungan dengan laporan pembantaian di Bucha, di pinggiran ibukota Kyiv.

Foto-foto mayat yang berjejer di jalan-jalan kota, yang berada di bawah kendali Rusia, telah memicu kecaman internasional dan seruan untuk penyelidikan yang kredibel.

Baca Juga: Zelensky Sebut Kekejaman Rusia Persulit Negosiasi Damai Antara Moskow dan Kyiv

“Anda mungkin ingat saya dikritik karena menyebut Putin sebagai penjahat perang,” kata Biden. “Yah, sebenarnya, kami melihat itu terjadi di Bucha … dia adalah penjahat perang.” seperti dikutip dari Al Jazeera.

Biden melabeli Putin sebagai "penjahat perang" bulan lalu, menarik teguran dari Kremlin dan peringatan bahwa hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat berada di ambang "pecah".

Pejabat dan badan AS lainnya juga menuduh Rusia melakukan kejahatan perang, dan Departemen Luar Negeri AS membuat keputusan resmi bahwa pelanggaran telah dilakukan oleh beberapa pasukan Rusia di Ukraina.

Pada hari Senin, Biden menyarankan agar Washington berusaha mengadakan pengadilan kejahatan perang atas dugaan pelanggaran yang dilakukan selama perang.

"Kami harus mengumpulkan informasi," kata presiden AS kepada wartawan. “Kami harus terus memberikan Ukraina senjata yang mereka butuhkan untuk terus berperang, dan kami harus mendapatkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi … pengadilan kejahatan perang.

Halaman:

Editor: Laode Iman Firmansyah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini