Jokowi Buat Malaysia Ketar Ketir, Ternyata Karena Hal Ini

- 18 Juli 2022, 13:03 WIB
Presiden Jokowi Buat Malaysia Ketar Ketir, Ternyata Karena Hal Ini
Presiden Jokowi Buat Malaysia Ketar Ketir, Ternyata Karena Hal Ini /Sumber Foto: Twitter @setkabgoid

KLIK BANGGAI - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kini membuat Malaysia ketar ketir.

Betapa tidak, saat ini Presiden Jokowi mengancam Untuk yiska mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia.

Hal itu berawal pada 12 Juli 2022, yang mana Indonesia menolak mengirimkan TKI ke negara tersebut.

Hal itu disampaikan boleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Malaysia pada 12 Juli lalu.

Baca Juga: Kabar Terbaru Lucinta Luna, Leher Kembali Sobek

Dikutip dari Pikiran Rakyat dengan judul Malaysia Ketar-ketir Usai Jokowi Ancam Indonesia Tak Akan Kirim TKI Lagi ke Negara Itu, dijelaskan: 

Hal itu lantaran Putrajaya dituduh mengingkari kesepakatan perekrutan untuk berhenti menggunakan Sistem Pembantu Online yang dinilai kontroversial.

Baca Juga: Untuk Para Istri, Segera Lakukan Hal Ini Sebelum Mengalami Menopause Dini

Nota kesepahaman tenaga kerja ditandatangani di Jakarta Maret lalu dan disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri.

Menanggapi hal itu, Anggota parlemen oposisi Lim Guan Eng hari ini mendesak Ismail Sabri untuk bertindak dan mengambil alih pembicaraan bilateral dengan Indonesia untuk menyelesaikan kekurangan pekerja di negara itu.

Baca Juga: Hati-hati Menopause Dini Pada Wanita, Waspada Dengan 7 Tanda Ini

Anggota Parlemen Bagan ini mengatakan intervensi pribadi perdana menteri dapat segera meyakinkan Indonesia untuk mencabut penangguhan pengiriman warganya sebagai TKI di Malaysia.

Menurut dia para tenaga kerja tersebut diharapkan nantinya bisa memacu pemulihan ekonomi pascapandemi di Malaysia.

"Perdana Menteri Ismail Sabri harus turun tangan secara pribadi dalam kegagalan yang menyebabkan pembekuan pekerja asing dari Indonesia baik untuk memperbaiki hubungan dengan Indonesia dan memberikan pertumbuhan ekonomi untuk melawan penurunan ekonomi global yang diperkirakan pada akhir tahun,” kata Lim dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Kominfo Beberkan Alasan Akan Blokir WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter dan Google

Mantan menteri keuangan di negara itu mencatat bahwa banyak bisnis domestik terpaksa mengurangi operasi mereka atau menolak pesanan baru karena kekurangan tenaga kerja.

Hal itu diperparah dengan inflasi dan peningkatan biaya yang diperburuk oleh ringgit yang terus terdepresiasi.

Baca Juga: Kominfo Beberkan Alasan Akan Blokir WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter dan Google

“Belum pernah situasi seburuk ini sebelumnya. Karena kekurangan 1,2 juta pekerja, industri perkebunan dan sarung tangan saja menghadapi kerugian RM21 miliar dan kerusakan bisa mencapai puluhan miliar ringgit lebih jika sektor lain dimasukkan,” kata Lim dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Malaymail, Minggu, 17 Juli 2022.

Ketua nasional DAP mendesak perdana menteri untuk berhenti mendelegasikan pekerjaan itu kepada Kementerian Sumber Daya Manusia dan Kementerian Dalam Negeri untuk penyelesaian segera.

Baca Juga: Bikin Khawatir! Lucinta Luna Buat Aksi Heboh Lagi

Ia menuding kedua kementerian tersebut tidak efisien dan tidak kompeten dalam melaksanakan nota kesepahaman dengan Indonesia tentang perekrutan tenaga kerja yang ditandatangani tiga bulan lalu.

“Ismail harus berhenti mendelegasikan masalah tetapi mengambil alih ketika ekonomi negara, komunitas bisnis dan rakyat menginginkan solusi segera,” kata Lim.*** (Puji Fauziah/Pikiran Rakyat)

Editor: Marhum

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini