KLIK BANGGAI - Dua anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Gibran dan Kaesang dilaporkan ke KPK oleh Ubedillah Badrun atas dugaan pencucian uang, Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Terkait persoalan itu, kembali beredar kabar bahwa anggota Mujahid 212 mengadakan pertemuan tertutup.
Lalu disebutkan juga bahwa alasan dilaporkannya Gibran ke KPK karena dendam.
Informasi ini sebagaimana dikutip Klik Banggai dari video kanal YouTube Pena Istana pada 17 Januari 2022 berjudul:
Baca Juga: TERUNGKAP! Ternyata Begini Nasib Wanita yang Ada Dalam Video Belatung Viral Itu
BERITA HARI INI~ TERUNGKAP !! MUJAHID 212 LAPORKAN GIBRAN KARNA INI
Sedangkan pada thumbnail video tampak narasi bertuliskan:
PERTEMUAN RAHASIA
ANGGOTA MUJAHID 212
TERNYATA LAPORKAN GIBRAN KARNA DENDAM INI
Lantas benarkan klaim informasi pada judul dan narasi thumbnail video tersebut? Cek fakta atau hoaks.
Penjelasan
Pada video berdurasi sepuluh menit lima detik tersebut menampilkan pernyataan sejumlah pihak terhadap sikap Ubedillah Badrun selaku pelapor dua anak Presiden Jokowi.
Ada figur yang salut pada keberanian Ubedillah Badrun dalam melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK.
Namun ada pula yang menilai sikap tersebut terindikasi kepentingan politik. Lalu disebutkan juga dasar laporan Ubedillah Badrun masih bersifat asumsi.
Dari hasil penelusuran Klik Banggai diketahui bahwa, dalam video tersebut tidak dijelaskan secara detail tentang adanya pertemuan rahasia oleh anggota Mujahid 212.
Tidak ada pernyataan resmi dan tegas bahwa laporan Gibran Rakabuming didasari karena persoalan dendam.
Baca Juga: WASPADA! Gunung Merapi di Jawa Tengah Alami 161 Kali Gempa Guguran Pada 15 Januari 2022
Kesimpulan
Klaim informasi pada thumbnail video, yakni 'pertemuan rahasia Mujahid 212' dan 'alasan pelaporan Gibran karena dendam' tidak sesuai dengan isi konten.
Faktanya, tidak ada penjelasan detail tentang pertemuan rahasia Mujahid 212 serta alasan pelaporan Gibran karena dendam.
Sehingga dipastikan bahwa klaim informasi tersebut adalah salah.***