Begini Cara Beri Nama Pada Anak Kata Ustad Adi Hidayat, Jangan Sembarangan

25 September 2021, 11:41 WIB
Ustadz Adi Hidayat beberkan cara memberi nama pada anak. /YouTube @Adi Hidayat Official/

KLIK BANGGAI - Ustadz Adi Hidayat membeberkan cara memberi nama kepada anak agar bernilai ibadah.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, dalam memberi nama anak tidak bisa sembarangan. Sebab, ada nama yang haram dan adapula yang makruh digunakan.

Tentu saja, hal ini menjadi penting untuk diketahui oleh pasangan suami istri dalam menantikan kehadiran buah hati di dunia.

Baca Juga: Agar tidak Berandai-andai saat Hidup di Surga, Lakukan Hal Ini Selagi Masih di Dunia Kata Buya Yahya

Bahkan, tak hanya suami isti, para muda-mudi juga perlu mengetahui hal ini agar setelah menikah nanti dan memiliki anak bisa tahu cara memberi nama pada anak agar bernilai ibadah.

Sehubungan dengan itu, dakam artikel ini terdapat penjelasan Ustadz Adi Hidayat agar saat memberi nama pada anak tidak boleh sembarangan.

Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa Nabi Muhammad pernah berpesan agar orang tua tidak sembarangan dalam memberikan nama untuk anak.

Baca Juga: Tato Ivan Gunawan Disorot Netizen, Ada Apa di 02.08.2019?

"Jadi Nabi menyampaikan ke masyarakat di zaman Nabi, 'Ei, kalian yang sekarang hidup, kalau pengen beri nama anaknya, jangan berikan sembarangan.' Yuhsin, berikan nama yang baik tapi kebaikan tu bukan sekedar baik secara pandangan kita. Baik yang menjadikan dengan nama itu ada unsur ibadahnya di hadapan Allah SWT," ucap Ustadz Adi Hidayat.

Informasi ini dikutip dari PORTAL JEMBER dengan artikel berjudul Hati-hati, Ini Cara Beri Nama Anak yang Benar Kata Ustadz Adi Hidayat, Jangan Malah Menjerumuskan ke Dosa.

Baca Juga: Puan Maharani Larang Megawati Soekarnoputri Berpergian Selama 1 Tahun 9 Bulan, Ada yang Genting?

Lebih lanjut, pesan untuk memberi nama yang benar tersebut tidak hanya berlaku di zaman Nabi, tetapi juga berlaku di masa sekarang dan mendatang sampai hari kiamat.

Nabi Muhammad pernah berkata, "Hei umatku, yang hidup di mana pun sampai dengan kiamat, kalau kalian nanti punya anak berikan nama tapi bukan sekedar nama yang dianggap baik secara biasa."

Ustadz Adi Hidayat kemudian menjelaskan yang dimaksud nama yang sekedar dianggap baik secara biasa adalah: "Nama yang disebut baik karena Allah SWT, nama yang disebut baik sebagai ibadah kepada Allah SWT. Itu hak anak kita".

Baca Juga: Tukul Arwana Menangis Bikin Netizen Makin Pilu, Egha Prayudi: Mulai Gerakan Tangan dan Kaki

Sehingga intinya nama yang diberikan kepada anak tidak sekedar baik saja, tapi juga hendaknya yang bernilai ibadah kepada Allah.

Selain memberikan nama yang bernilai ibadah dan diniatkan untuk beribadah kepada Allah, orang tua juga harus menghindari nama-nama yang tergolong haram atau makruh.

"Tidak dilarang Anda memberikan nama kecuali nama-nama yang tidak diperkenankan. Yang makruh, yang haram, itu yang kemudian di masa Nabi bilang suruh diganti," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Tukul Arwana Kini Stroke di RS PON, dr. Mursyid Sebut Bukan Karena KIPI Vaksinasi Covid-19

"Makruh misalnya, nama-nama yang bisa melahirkan aib bagi anaknya. Hati-hati. Misal dipanggil dengan panggilan-panggilan yang tidak menyenangkan. Ya, 'Si Buntel', 'Si Keriting', si macem-macem misalnya. Atau nama-nama yang membuat dia (anak) tertekan, diberikan nama pelawak di masa bapaknya, kemudian dikenang anak itu nggak paham, begitu dia baru lahir baru sekolah diketawain temennya. Misal gitu kan, nah itu makruh sifatnya," cakap Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Info Gempa Bumi: Aceh dan Sulawesi Barat Diguncang Magnitudo 5,2 dan 4,0

"Haram diberikan nama-nama yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah atau keagamaan. Ya ada dulu diberi nama dengan nama-nama berhala di zaman Jahiliyah langsung diganti oleh Nabi. Ya ada nama-nama setan, ada 9 nama setan nanti, ya. Coba Anda lihat, cek dulu nama Anda, pulang ke rumah cek, ya. Mirip-mirip langsung buang," sambung Ustadz Adi Hidayat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nama makruh yang harus dihindari adalah jika nama tersebut melahirkan aib, membuat anak tertekan atau diejek, dan terdapat unsur panggilan yang tidak menyenangkan.

Baca Juga: Rizal Ramli Sempat Minta Jokowi Tidak Dukung Ahok di Pilkada 2017, Ada Apa?

Kemudian nama yang haram digunakan adalah nama yang bertentangan dengan agama Islam. Contohnya seperti nama-nama berhala dan setan.

Nama-nama setan sendiri contohnya yakni Dasim (setan rumah), Walhan (setan yang mengganggu orang wudhu), dan lainnya.

Ustadz Adi Hidayat kemudian menjelaskan jika ingin memberikan nama kepada anak, maka masukkan unsur ibadah karena Allah ta'ala.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 22 Dibuka Oktober 2021? Pastikan Anda Tidak Masuk 7 Kriteria Ini

"Jadi kalau Anda ingin berikan namanya pada anak, masukkan unsurnya ibadah karena Allah SWT. Misal, anak pertama saya saya pengen dia penghafal Qur'an, ahli tafsir Qur'an, berikan nama 'Muhammad Mufassir Al-Qur'an'. (Artinya) Muhammad yang senang dengan tafsir Al-Qur'an, Muhammad yang mampu menerangkan isi Al-Qur'an. Jadi ketika Anda niatkan pemberian nama untuk ibadah kepada Allah SWT, maka dituliskan pahala di dalamnya," terangnya.

Baca Juga: CEK FAKTA! Gawat, SBY Terancam Hukuman Mati Disertai Ucapan Selamat Jalan, Simak Disini

Ustadz Adi Hidayat menyebutkan bahwa baru namanya saja yang diniatkan ibadah akan mendapatkan pahala.

Apalagi jika diteruskan dengan berikhtiar menjadikan anak tersebut agar menjadi orang sesuai namanya, dididik menjadi anak sholeh, diberi fasilitas belajar agama, maka anak tersebut akan dijaga dan dirawat oleh Allah.***(Woro Auliadana Balkis/PORTAL JEMBER)

Editor: Irwan B

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler